Minggu, 07 Februari 2010

SURAT DARI GURU HONOR KEPADA LANGIT.......

          Dalam mencerdaskan bangsa guna menyiapkan generaITsi muda yang berwawasan global dibutuhkan Guru yang berwawasan Global juga. untuk menyiapkan  guru seperti itu di butuhkan  faslitatas dan sarana serta  biaya yang cukup besar. Kebutuhan tersebut berkaitan dengan informasi guna menambah wawasan seorang Guru. Sarana tersebut seperti jaringan internet, laptop, hp belum lagi pulsa atau biaya untuk ke warnet, Hal tersebut sulit napabila bagi  seorang yang setatusnya guru honor.
          Guru honor adalah guru yang profisonal bekerja tanpa melihat imbalan yang diperoleh, Tanpa UMR tanpa kepastian hukum yang jelas, hanya surat keputusan kepala sekolah atau yayasan yang hanya berumur satu tahun.walaupun begitu tanpa kenal lelah tetap mengajar demi anak - anak bangsa.
          Bila guru PNS ada yang memperhatikannya yaitu negara baik kesejahteraan atau jenjang karier yang jelas apalagi ada sertivikasi, maka makin bahagia kehidupan mereka, belum lagi bisa mencari honor disekolah swasta. Maka semakin tersingkir guru honor dan kasihan calon guru yang baru tamat dari pendidikan tidak ada tempat lagi untuk honor di sekolah swasta karena bersaing dengan guru PNS yang mencari honor disekolah swasta baik untuk menambah income karena merasa masih kurang atau untuk menambah jam guna menambah sertivikasi yang dituntut 24 jam tatap muka.
         Dalam  mencerdaskan anak bangsa peranan guru honor dan PNS adalah sama tapi kenapa mendapat perhatian yang beda. Memang ada perhatian dari pemerintah seperti tunjangan fungsional Rp 200.000 perbulan yang diberikan per enam bulan seperti tahaun 2009 tnjangan keluar setelah 9 bulan dan kemudian menysul lagi 3 bulan itupun masih ada guru yang tidak dapat, tapi guru honor diam hanya nerimo dan selalu bersukur bahkan gotong royong membagikan tunjangan funsionalnya kepada rekannya yang tidak dapat, alangkah indahnya kebersamaan mereka,
       Hanya ada satu hal yang membuat mereka bertahan yaitu HARAPAN, yang selalu ditunggu dari waktu-kewaktu harapan perhatian dari negara, tapi waktu juga bergulir tidak bisa menunggu akibatnya umur nambah sehingga semakin redup harapan tersebut. Hanya sabar yang dipunya, dalam memandang masa depan.

1 komentar: